KPI dan OKR: Panduan Menyusun Target Tim

Di tengah tekanan bisnis dan perubahan pasar yang cepat, menyusun target kerja tim nggak bisa lagi asal-asalan. Harus jelas, terukur, dan selaras dengan tujuan organisasi. Nah, dua metode yang paling sering digunakan adalah KPI dan OKR. Meskipun mirip, keduanya punya pendekatan berbeda. Artikel ini bakal bahas keduanya secara praktis dan gimana cara menggunakannya biar tim kamu lebih terarah dan produktif.
Apa Itu KPI dan OKR?
KPI (Key Performance Indicators)
KPI adalah indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur hasil kerja berdasarkan target tertentu. KPI biasanya bersifat kuantitatif dan digunakan untuk memantau performa secara konsisten.
Contoh KPI:
- Jumlah penjualan per bulan
- Tingkat kepuasan pelanggan (% customer satisfaction)
- Waktu penyelesaian proyek (hari)
OKR (Objectives and Key Results)
OKR adalah metode manajemen tujuan yang membagi target menjadi dua bagian:
- Objectives: Apa yang ingin dicapai (ambisius dan inspiratif)
- Key Results: Bagaimana cara mengukurnya (harus kuantitatif dan konkret)
Contoh OKR:
- Objective: Meningkatkan brand awareness di Q3
- Key Results:
- Meningkatkan follower Instagram 30%
- Muncul di 10 artikel media online
- Launching kampanye digital baru
Perbedaan KPI dan OKR
Aspek | KPI | OKR |
---|---|---|
Fokus | Kinerja rutin | Inovasi & pertumbuhan |
Tujuan | Menjaga performa | Mendorong perbaikan |
Karakteristik | Stabil, berulang | Fleksibel, bisa berubah |
Waktu | Jangka menengah/panjang | Jangka pendek (kuartalan) |
Kapan Harus Pakai KPI atau OKR?
- Gunakan KPI untuk operasional harian dan evaluasi performa kerja secara konsisten.
- Gunakan OKR saat ingin membuat terobosan, inovasi, atau mendorong perubahan budaya kerja.
Atau... gabungkan keduanya! Banyak perusahaan besar menggunakan KPI untuk menjaga stabilitas, dan OKR untuk menstimulasi pertumbuhan.
Cara Menyusun KPI yang Efektif
- Tentukan tujuan utama
- Contoh: Meningkatkan efisiensi operasional
- Identifikasi metrik yang relevan
- Seperti jumlah kesalahan produksi, waktu respon customer service
- Tentukan angka target yang realistis
- Jangan asal pasang target, pastikan berdasarkan data historis
- Monitoring berkala dan review bulanan
- Cek secara rutin untuk evaluasi dan penyesuaian
Cara Menyusun OKR yang Efektif
- Tentukan Objective yang memotivasi
- Bukan sekadar to-do list, tapi tujuan yang bikin tim excited
- Buat Key Results yang terukur dan menantang
- Hindari hasil yang terlalu mudah dicapai atau nggak bisa diukur
- Review di akhir kuartal
- Beri skor (biasanya 0-1 atau 0-100%) dan diskusikan hasilnya dengan tim
- Jadikan OKR alat diskusi, bukan hukuman
- Fokus pada proses pembelajaran, bukan hanya angka
Studi Kasus: Perusahaan SaaS dan Kombinasi KPI-OKR
Sebuah startup teknologi menggabungkan KPI untuk performa customer support (response rate < 5 menit, NPS > 80) dan OKR untuk inovasi fitur baru. Dengan ini, mereka tetap menjaga kepuasan pelanggan sambil terus mengembangkan produk.
Tools yang Bisa Digunakan
- Google Sheets atau Excel (basic tracking)
- Asana, ClickUp, Trello (manajemen tugas + tracking target)
- Perdoo, Weekdone, atau Lattice (khusus untuk OKR)
Tips Menyusun Target Tim yang Relevan dan Terukur
- Libatkan anggota tim dalam menyusun target
- Hindari terlalu banyak indikator (cukup 3–5 utama)
- Review secara rutin, jangan hanya di awal tahun
- Gunakan data historis untuk menentukan baseline
Menjadikan Target sebagai Budaya Tim
Panduan KPI dan OKR Target kerja yang baik bukan yang menekan, tapi yang mengarahkan dan memotivasi. Baik KPI maupun OKR, kuncinya ada di cara penyusunan dan bagaimana kamu melibatkan tim.
Kalau belum pernah coba OKR, mulailah dari skala kecil seperti satu divisi dulu. Dan pastikan, KPI kamu bukan sekadar angka—tapi cerminan dari apa yang benar-benar penting untuk kemajuan tim.