Strategi Digital Brand Safety untuk Perusahaan
Di era digital seperti sekarang, keberadaan brand Anda di internet bisa jadi aset sekaligus ancaman. Di satu sisi, digital marketing memberi jangkauan luas dan cepat. Tapi di sisi lain, tanpa pengawasan yang tepat, brand Anda bisa muncul berdampingan dengan konten ekstrem, hoaks, atau bahkan penipuan. Nah, inilah pentingnya punya strategi digital brand safety yang solid untuk perusahaan.
Brand safety bukan lagi sekadar urusan tim PR atau legal. Ini adalah tanggung jawab lintas tim: marketing, media buying, sampai teknologi. Kalau brand Anda tampil di situs atau platform yang keliru, efeknya bisa fatal — mulai dari kehilangan kepercayaan pelanggan sampai krisis reputasi.
Apa Itu Digital Brand Safety?
Digital brand safety adalah serangkaian langkah, kebijakan, dan teknologi yang diterapkan untuk memastikan iklan, konten, atau aktivitas online perusahaan tidak muncul di tempat yang merusak reputasi atau bertentangan dengan nilai brand.
Contoh kasus:
- Iklan brand muncul di situs yang menyebarkan hoaks atau ujaran kebencian
- Produk muncul di video YouTube dengan konten ekstrem
- Brand disebut dalam konteks negatif di platform media sosial otomatis
Itu semua bisa terjadi secara tidak sengaja kalau Anda tidak punya kontrol terhadap di mana konten digital Anda muncul.
Kenapa Brand Safety Sangat Penting Sekarang?
1. Ekosistem Digital Terbuka dan Terus Berkembang
Tidak seperti TV atau media cetak, platform digital memiliki jutaan publisher, content creator, dan algoritma iklan otomatis. Tanpa pengawasan, brand bisa muncul di mana saja — termasuk di tempat yang tidak sesuai atau bahkan berbahaya.
2. Pelanggan Sekarang Lebih Kritis
Konsumen masa kini sangat sadar dengan isu sosial, etika, dan nilai brand. Mereka bisa langsung bereaksi (dan menyebarkan) jika menemukan brand berada di lingkungan digital yang negatif.
3. Brand Butuh Kepercayaan untuk Bertahan
Di era brand yang saling bersaing secara digital, kepercayaan adalah mata uang utama. Sekali citra rusak, proses pemulihannya bisa lama dan mahal.
Bentuk Ancaman terhadap Brand Safety Perusahaan
Berikut ini beberapa ancaman paling umum yang perlu Anda waspadai:
A. Konten Berbahaya (Harmful Content)
Misalnya: konten kekerasan, pornografi, ujaran kebencian, hoaks, dan konten ekstremisme.
B. Situs Penipuan dan Scam
Iklan Anda bisa muncul di situs yang menjebak pengguna atau mengarahkan ke phishing.
C. Fake News dan Disinformasi
Konten yang mengandung informasi salah (atau menyesatkan) bisa merusak persepsi brand jika Anda tampil berdampingan dengannya.
D. Ad Fraud dan Bot Traffic
Iklan Anda bisa dilihat oleh bot, bukan manusia. Ini bukan hanya membuang anggaran tapi juga merusak akurasi data analitik.
E. User-Generated Content Tidak Terkontrol
Komentar, review, atau unggahan pengguna yang belum dikurasi bisa memuat kata kunci atau visual yang tidak sesuai dengan nilai brand Anda.
Strategi Digital Brand Safety yang Bisa Diterapkan Perusahaan
1. Gunakan Platform Iklan yang Punya Brand Safety Tools
Platform seperti Google Ads, Meta Ads, dan YouTube sudah menyediakan fitur pengamanan, seperti:
- Placement exclusion: blokir situs tertentu
- Content category filtering: filter konten dewasa, politis, dll
- Blocklist/allowlist domain
Pastikan tim marketing digital Anda mengaktifkan dan mengatur semua fitur ini secara tepat.
2. Terapkan Keyword Exclusion
Gunakan daftar keyword negatif untuk mencegah iklan tampil dalam konten yang membahas isu sensitif, misalnya:
- “Kekerasan”
- “Skandal”
- “Teroris”
- “Hoaks”
- “Kematian”
Sesuaikan keyword dengan konteks lokal dan industri Anda.
3. Buat Whitelist Publisher Berkualitas
Alih-alih membiarkan sistem menentukan placement otomatis, Anda bisa memilih untuk hanya menampilkan iklan di situs/media terpercaya dan relevan.
Misalnya: Detik.com, Kompas.com, Tech in Asia, dan situs niche sesuai industri.
4. Integrasikan Brand Safety Tool Pihak Ketiga
Beberapa perusahaan menyediakan solusi tambahan untuk brand safety, seperti:
- IAS (Integral Ad Science)
- DoubleVerify
- MOAT by Oracle
- Zefr (untuk konten video seperti YouTube & TikTok)
Tool ini memberikan pengawasan real-time terhadap placement iklan dan konten berbahaya.
5. Bangun Tim Khusus atau SOP Pemantauan Reputasi Digital
Walaupun banyak tools otomatis, pengawasan manual tetap penting, apalagi untuk situasi viral yang muncul tiba-tiba. Tim ini bisa memantau:
- Trending mention di media sosial
- Berita online yang menyebut brand
- Review negatif di marketplace atau platform
Contoh Kasus Nyata yang Harus Jadi Pelajaran
A. Iklan Brand Ternama di Konten Ekstrem YouTube
Beberapa tahun lalu, iklan brand-brand global seperti Pepsi dan AT&T muncul di video YouTube yang memuat ujaran kebencian. Akibatnya:
- Mereka dihujat publik
- Harus menghentikan belanja iklan sementara
- Kehilangan jutaan dolar
Sejak itu, YouTube memperketat sistem monetisasi dan brand safety — tapi tanggung jawab tetap ada di pengiklan.
B. Marketplace Lokal Kena Kritik karena Iklan di Situs Abal-Abal
Marketplace besar Indonesia sempat dikritik karena iklannya muncul di situs download ilegal. Ini bukan ulah mereka langsung — tapi efek dari programmatic ads yang tidak diawasi dengan baik.
Peran Kolaborasi Tim dalam Menjaga Brand Safety
Brand safety bukan tugas satu tim saja. Semua pihak perlu berperan:
- Marketing: Menentukan nilai brand dan guideline iklan
- Media Buyer: Mengatur platform dan campaign settings
- IT/Data: Integrasi tool pelacakan dan alert
- Legal: Menyusun response SOP untuk krisis
Penting juga untuk memiliki rencana darurat jika reputasi digital terkena dampak buruk (online crisis management).
Menutup: Brand Anda Layak Diperlakukan Seperti Aset Bernilai
Strategi Digital Brand Safety untuk Perusahaan bukan cuma soal teknis, tapi soal konsistensi menjaga kepercayaan publik. Di tengah dunia online yang begitu terbuka, Anda perlu kontrol, bukan sekadar ikut arus.
Jadi, daripada menunggu masalah muncul, lebih baik siapkan sistem pencegahan dari sekarang. Karena di dunia digital, mencegah jauh lebih murah (dan bijak) daripada mengobati.