Strategi Pengelolaan Kapasitas Infrastruktur Cloud
Cloud computing bikin operasional TI jadi lebih fleksibel. Tapi kalau nggak dikelola dengan baik, kapasitas cloud bisa jadi jebakan biaya. Nah, pengelolaan kapasitas cloud yang efektif penting banget biar skalabilitas tetap optimal tanpa overbudget.
Tantangan Umum dalam Kapasitas Cloud
- Over-provisioning: nyewa terlalu banyak resource “jaga-jaga”
- Under-provisioning: kekurangan kapasitas di saat beban tinggi
- Scaling manual yang lambat
Strategi Pengelolaan Kapasitas Cloud yang Efisien
1. Gunakan Auto-Scaling
Manfaatkan fitur auto-scaling untuk menyesuaikan resource secara otomatis sesuai beban kerja. Ini bisa menghindari biaya berlebih.
2. Monitoring Real-Time
Pantau penggunaan CPU, RAM, disk, dan bandwidth secara live. Gunakan tools seperti AWS CloudWatch, Azure Monitor, atau Grafana.
3. Evaluasi Workload Berkala
Cek beban kerja aplikasi setiap kuartal. Hapus resource yang idle atau jarang dipakai. Bisa hemat banyak lho!
4. Gunakan Instance Spot atau Reserved
Beberapa penyedia cloud seperti AWS atau GCP menawarkan instance dengan harga lebih murah untuk workload tertentu.
5. Buat Simulasi Beban (Load Testing)
Uji kapasitas aplikasi sebelum event besar (misalnya flash sale atau launching campaign). Gunakan JMeter atau k6.io.
Kolaborasi Tim DevOps & Infrastruktur
Selain Tips Pengelolaan Kapasitas Infrastruktur Cloud, Tim Dev harus komunikasi rutin dengan tim infrastruktur cloud. Tanpa data akurat dari development, tim infra bisa salah prediksi kapasitas.